Despresi Akibat Tunjangan, Guru SMP di Ponorogo Gantung Diri
Radar
Kupuk Blog - PONOROGO - HR (48), Guru SMP Negeri di Kecamatan Sawoo, Kabupaten
Ponorogo, nekat gantung diri di blandar kayu belakang teras rumahnya, Senin
(6/4/2015) malam.
Diduga,
aksi nekat warga Kelurahan Tambakbayan, Kabupaten Ponorogo itu karena depresi
memikirkan tunjangan sertifikasi yang tak keluar untuk Tahun 2015.
"Awalnya
saat ditemukan menggantung dengan seutas tali tampar itu, korban masih hidup.
Akan tetapi setelah diselamatkan keluarganya dan dikirim ke RSU Muhammadiyah,
nyawa korban tak terselamatkan," terang Kasubag Humas Polres Ponorogo AKP
Harijadi kepada Surya, Selasa (7/4/2015).
Mantan
Kapolsek Siman ini, korban kali pertama ditemukan istrinya, EW (42), sekitar
pukul 19.30 WIB. Saat itu, saksi hendak buang air ke kamar mandi dan terkejut
menemukan suaminya sudah menggantung.
"Seketika
itu, istri korban langsung memanggil orang tua dan keponakannya untuk menolong
suaminya. Saat itu korban masih hidup. Namun saat dibawa ke rumah sakit, yang
tak jauh dari rumah korban, nyawa guru SMP itu tak tertolong," imbuhnya.
"Berdasarkan
hasil olah TKP korban murni meninggal karena bunuh diri. Korban nekat
mengakhiri hidupnya karena depresi memikirkan tunjangan sertifiaksi sebagai
guru untuk Tahun 2015, tidak turun. Padahal Tahun 2014, korban masih menerima
tunjangan itu," tegasnya.
Guru
SMP Negeri di Kecamatan Sawoo, Haryuni membenarkan korban adalah guru di
sekolahnya dan mengajar mata pelajaran PPKN.
Menurutnya,
tunjangan sertifikasi korban tak turun karena jam mengajarnya berkurang, dari
seharusnya 28 kali mengajar, hanya mendapat 8 kali mengajar.
"Jadi
kurang 20 kali pertemuan. Kami sangat prihatin atas peristiwa meninggalnya
korban. Semoga amal beliau diterima disisi Allah dan mendapatkan tempat yang
mulia. Semalam teman-teman guru laki-laki sudah takziah, hari ini semua guru
dan siswa bertakziah ke rumah duka," ungkapnya.
Kejadian
meninggal karena gantung diri, juga terjadi di Dusun Turut, Desa Trisono,
Kecamatan Babadan, yakni Mbah Karsorejo Sikas (75), penderita kebutaan dan asma
yang tak kunjung sembuh.
Sumber
: Tribunews
Posting Komentar untuk "Despresi Akibat Tunjangan, Guru SMP di Ponorogo Gantung Diri"
-> Silahkan berkomentar sesuai dengan tema di atas
-> Yang berkomentar dengan link aktif dan bersifat promosi tidak kami publikasikan
-> Berikan komentar terbaik anda karena akan di baca banyak orang
-> Terimakasih